BELANJA ONLINE, HUBUNGI KAMI : SMS / WA : 081 252 22 117, KONSULTASI PERTANIAN GRATIS HP. 082 141 747 141.

KETIK JUDUL/LABEL ARTIKEL YANG DICARI PADA KOLOM DI BAWAH INI

29/08/2016

Read

Mengenal Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai

penyakit antraknosa, antraknosa, antraknosa pada tanaman cabai
Mengenal Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai. HP 082141747141 ( telepon ) dan 08125222117 ( SMS/WA ). Toko pertanian online LMGA Agro jual benih cabai hibrida dan unggul tahan penyakit. Benih produk perusahaan benih terpercaya. 

Toko pertanian online LMGA Agro menyediakan juga pupuk, pestisida, ZPT dan alat pertanian berkualitas. Kami menerima layanan konsultasi pertanian gratis cara mengatasi penyakit antraknosa pada cabai. 

Kami siap kirim pesanan Anda ke seluruh wilayah Indonesia bersama jasa ekspedisi barang JNE, KI8 dan Pos Indonesia. Kami mengajak kerjasama sebagai dropship dan reseller pertanian. 

Tanaman cabai sangat terkenal sebagai komuditas tanaman hortikultura utama yang banyak dibudidayakan oleh petani. Kenapa bisa demikian? karena tanaman cabai dapat menghasilkan buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan permintaan besar di pasaran yaitu buah cabai

Buah cabai sangat berbeda dengan buah-buahan hortikultura lainnya. Cabai memiliki cita rasa yang pedas sehingga sering dicari konsumen untuk digunakan sebagai bumbu masakan. Selain dari segi rasa yang dipilih, konsumen juga memilih tampilan fisik buah yang mulus tidak ada cacat (penyakit).



Budidaya Cabai Bebas Antraknosa


Karena untuk memenuhi tuntutan pasar cabai, para petani berusaha untuk meningkatkan kualitas buah cabai dengan cara memperbaiki sistem budidaya. Mereka mulai menggunakan sistem budidaya yang baik dan benar. 

Seperti yang mereka pelajari dari petugas penyuluh pertanian, seminar, maupun dari pengalaman pribadi. Meskipun demikian petani masih tetap menghadapi kendala yang menjadi momok terbesar yaitu serangan hama dan penyakit. 

Budidaya cabai yang dilakukan secara intensif dan dalam skala besar memang sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit apabila tidak segera ditangani secara cepat, tepat, dan efektif akan mengakibatkan tanaman budidaya terganggu pertumbuhannya. 

Sehingga produktifitas panen turun. Alhasil buah yang dipanen petani memiliki kualitas yang buruk dan kuantitas yang sedikit. Hal ini tentu saja sangat merugikan petani bisa jadi buah hasil panen tersebut laku di pasaran dengan harga rendah bahkan bisa tidak laku jual. 

Dalam beberapa kasus serangan hama dan penyakit ini juga mengakibatkan gagal panen total. Terutama kebanyakan kerugian panen disebabkan oleh serangan penyakit antraknosa

Penyakit antraknosa akan membuat  kualitas buah cabai rendah dan tidak laku jual. Sebelum petani memulai budidaya cabai alangkah baiknya jika petani mengenal penyakit tanaman cabai yang satu ini. 

Yaitu mulai dari pengenalan apa itu antraknosa, gejala antraknosa, faktor yang mempengaruhi, dan cara pengendalian antraknosa. Dengan ini diharapkan petani bisa terindarkan dari kerugian akibat serangan dari penyakit antraknosa atau pathek (sebutan orang Jawa).


Apa itu Penyakit Antraknosa ?


Antraknosa adalah merupakan penyakit yang sering menyerang pada tanaman budidaya yang disebabkan oleh serangan jamur yaitu jamur Colletotrichum capsici dan Gloesospotium piperatum.  

Antraknosa adalah jamur menyerang daun, batang, buah yang masih muda maupun yang sudah masak, serta biji. Penularan penyakit ini dapat melalui hempasan air terutama pada musim penghujan, angin, dan sisa-sisa tanaman sakit. 

Jamur yang telah menyebar dapat dengan cepat menginfeksi terutama pada bagian kulit dan biji buah. Serangan juga bisa terjadi pada saat tanaman baru berkencambah sehingga mengakibatkan rebah kecambah. Pada musim kemarau, serangan penyakit ini jarang terjadi karena perantara utamanya berupa air berkurang.

Serangan jamur Colletotrichum capsici menyebabkan busuk lunak pada buah cabai. Buah cabai yang terkena penyakit ini akan menunjukkan gejala adanya bercak-bercak kecil coklat kehitaman. Pada tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur. 

Serangan yang sudah parah dapat menyebabkan seluruh buah mengering dan mengeriput. Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi warna coklat seperti jerami padi yang kering.

Sedangkan serangan jamur Gloeosporium piperatum dapat menyerang buah-buah yang masih hijau (muda) dan dapat menyebabkan buah mati ujung (die back). Gejala yang disebabkan oleh jamur ini mula-mula akan muncul bintik-bintik kecil berwarna kehitaman dan berlekuk pada buah yang masih muda maupun yang sudah masak. 

Bagian tepi bintik berwarna kuning, membesar dan memanjang. Bagian tengahnya menjadi semakin gelap. Dalam cuaca yang lembab jamur membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran sepusat, yang membentuk massa spora (konidium) berwarna merah jambu. Penyakit ini masih dapat berkembang terus meskipun buah dalam penyimpanan dan pengangkutan.


Faktor yang mempengaruhi Penyakit Antraknosa


Faktor cuaca. Cuaca yang tidak menentu seperti hujan terus menerus kemudian panas dan hujan lagi bisa mengakibatkan pecahnya spora jamur sehingga mengakibatkan serangan penyakit kian meluas. 

Kelembaban udara yang terlalu tinggi dan suhu rendah. 

Jarak tanaman yang terlalu rapat.

Sistem drainase yang buruk. 

Kebersihan / sanitasi lahan tidak terjaga




Lakukan perendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius) selama 30 menit. Perlakuan pada biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalkan untuk tanaman cabai, rendam biji menggunakan larutan fungisida sistemik seperti benomil, metil iofanat, atau karbendazim. Konsentrasi/dosis larutan adalah 2 g/l. Perendaman dilakukan selama 4-6 jam. 

Pilih dan gunakan lahan yang bukan bekas dari tanaman sefamili dengan tanaman cabi seperti terong dan tomat sehingga siklus hidup dari jamur dapat diputus.

Apabila telah ditemukan gejala serangan, bagian tanaman yang terserang harus segara dimusnahkan dari lahan atau area penanaman. Akan lebih baik jika dilakukan pemendaman terhadap cabai yang busuk.

Lakukan pengamatan di lapangan secara kontinue atau terus-menerus sehingga serangan mudah terdektesi.

Lakukan pengiliran tanaman di lahan dengan tanaman yang tidak satu famili dengan cabai. 

Pergunakan pupuk dasar maupun kocoran yang rendah unsur Nitrogen, karena kelebihan unsur N akan membuat jaringan tanamna cabai berair sehingga rentan terhadap serangan jamur. Unsur N juga membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman. 

Perbanyak unsur Kalium dan Kalsium untuk membantu pengerasan kulit cabai. 

Berikan pupuk organik yang banyak. Pupuk organik akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun penyakit. 

Hindari adanya genangan air di sekitar area pertanaman dan lakukan penyianagan gulma secara rutin. Gunakan mulsa hitam perak sehingga bisa untuk mengurangi kelembaban yang ada disekitar tanaman cabai. 

Pergunakan jarak tanam yang ideal ( 70 x 70 cm) dengan pola tanam zig-zag untuk menjaga sirkulasi udara. 

Buat saluran air di lahan dengan kedalaman 40 cm (saluran tengah) dan kedalaman 50 cm (untuk bagian tepi lahan). Pembuatan salauran ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan dan agar air hujan tidak menggenang. 

Lakukan pemangkasan tunas-tunas baru yang berada di bawah cabang utama dengan tujuan agar tanaman tidak terlalu rimbun sehingga mengurangi kelembaban mikro tanaman serta dapat memaksimalkan potensi buah di cabang utama. 


Pengendalian Penyakit Antraknosa


Apabila kelembaban di sekitar area penanaman tinggi, misalkan hujan terus-menerus. Maka lakukan pencegahan dengan cara penyemprotan pestisida kimia. Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit antraknosa adalah fungisida sistemik dengan bahan aktif benomil, kerbebdazim, metil tiofanat, difenokonazol, triadimefon

Fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb, klorotalonil, tembaga oksiklorida dan propinep. Lakukan penyelingan bahan aktif tersebut setiap kali melakukan penyemprotan dengan dosis sesui kemasan.

Lakukan kombinasi dari beberapa bahan aktif, misalnya benomil + mankozeb masing-masing 1/2 dosis, karbendazim + mankozeb masing-masing 1/2 dosis, metil tiofanat + klorotalonil masing-masing 1/2 dosis, dan difenokonazol + propinep masing-masing 1/2 dosis

Setiap kali penyemprotan lakukan penggantian kombinasi bahan aktif tersebut, setelah satu putaran kemudian kembali ke kombinasi awal yang pertama kali dipakai.

Yang paling penting benih yang digunakan jangan benih cabai yang sudah terinfeksi. Alangkah baiknya gunakan benih yang memiliki kualitas unggulan dan diproduksi pabrikan. Benih kemasan pabrikan tidak perlu diragukan lagi, benih tersebut telah dilengkapi kekebalan terhadap serangan penyakit. 

Gunakan juga varietas benih cabai yang cocok ditanam di musim penghujan contohnya benih cabai F1 Horison, cabai F1 Imperial 10, cabai F1 Elegance, Cabi F1 Napoli, cabai F1 Flash, cabai F1 Red Sabel, Cabai F1 Laju, cabai F1 Bhaskara, cabai F1 Dewata dan cabai F1 Red kriss.

Demikanlah tulisan singkat kali ini tentang Mengenal Penyakit antraknosa pada Tanaman Cabai semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan petani semua. Diharapkan dengan pengendalian penyakit antraknosa secara cepat dan tepat pada tanaman cabai, tanaman cabai kita dapat tumbuh dengan subur dan menghailkan potensi panen yang memuaskan serta panen terbebas dari penyakit. 

Apabila dari pembahasan ini ada yang kurang jelas dan butuh informasi atau konsultasi budidaya tanaman hortikultura (gratis), silakan bisa menghubungi Toko Pertanian Online LMGA AGRO di CP Bpk. Budi Telp. : 082 141 747 141 atau SMS/WA : 0812 5222 117. Terimakasih.


LMGA AGRO

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika anda ingin komentar Gunakan alamat email yang jelas ( Jangan Anonymous ). Mohon komentar secara bijak dan sesuai bahasan.